
Dulu penyakit ini dianggap hanya berasal
dari dua jenis penyebab, yaitu bakteri Shigella spp, dan parasit
Entamoeba histolytica. Berkat perkembangan ilmu mikrobiologi, ternyata
penyebab disentri atau diare invasif itu lebih banyak lagi. Bisa
disebabkan oleh mikroba, bakteri dan parasit, yaitu Shigella spp,
Salmonella spp, Campylobacter spp, Vibrio parahaemolyticus, Pleisomonas
shigelloides dan Enteriinvamoeba hystolytica.
Kuman penyebab diare, tertular dengan
cara kontak langsung. Contohnya, melalui pemberian susu pengganti air
susu ibu (PASI). Pemberian PASI dengan botol yang kurang terjaga
kebersihannya, akan menyebabkan diare. Selain itu, air dan makanan yang
tercemar, tangan kotor yang langung memegang makanan, dan berak
sembarangan tempat merupakan penyebab meluasnya penyakit diare.
Mencegah diare
Mencegah bahaya penyakit diare
sesungguhnya dapat dilakukan oleh segenap lapisan masyarakat. Kasus
kematian bayi akibat terserang diare, dapat dikurangi dengan pemberian ASI.
Karena ASI terjamin kebersihannya, dan cocok untuk bayi. Selain itu,
ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat menolak pengaruh bibit
penyakit yang masuk ke dalam tubuh bayi.
Secara umum diare dapat dicegah
penularannya dengan meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan.
Biasakan hidup sehat sehari-hari dalam lingkungan yang juga terjaga
kebersihannya. Gunakan air yang benar-benar bersih untuk keperluan
sehari-hari, buang air hajat pada tempatnya yang tidak terjangkau lalat,
dan mengonsumsi makanan bergizi yang higienis, akan mengusir jauh
penyakit diare.
Diare juga dapat dicegah dengan cara
meningkatkan daya tahan tubuh melalui peningkatan gizi. Selain itu
pemberian imunisasi campak, kolera, dan typoid merupakan langkah yang
dapat ikut mencegah diare. Bagi bayi, pemberian makanan pendamping air
susu ibu (MPASI) yang bersih dan bergizi setelah bayi berumur 4 bulan,
juga merupakan langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kekebalan
tubuh.
Penanganan diare
Cara pengobatan atau penanganan umum
untuk penderita diare, berikan minuman yang cukup. Minuman yang terbaik
diberikan kepada penderita, ialah larutan gula garam atau oralit. Cara
pemberian yang dianjurkan ialah, minumlah segara larutan oralit sampai
penderita tidak merasa haus lagi. Untuk anak balita biasanya diperlukan
sekitar 3 bungkus oralit 200 cc dalam tiga jam pertama.
Bila anak muntah, pemberian oralit
dihentikan dulu, untuk kemudian dilanjutkan lagi. Caranya, larutan
oralit diberikan sedikit demi sedikit, dan harus sering, sampai jatah
yang harus diminum habis. Setelah tiga jam pertama, bila penderita masih
diare, berikan lagi 1 gelas (200 cc) oralit setiap kali diare.
Bila sampai hari kedua anak masih terus
diare, atau bila keadaannya menjadi lebih parah, segera bawa ke
puskesmas/rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih
lanjut. Bagi bayi yang masih menetek tetap berikan ASI. Makin sering ASI
diberikan akan semakin baik. Makanan lunak seperti bubur, pisang, nasi
tim, dapat tetap diberikan kepeda penderita seperti biasa.
Beberapa hal penting
Bila di ruman tidak tersedia oralit,
kepada penderita yang baru mulai diare, dapat diberikan cairan yang ada
seperti air tajin, air buah, air sayuran, air kelapa atau larutan gula
garam (LGG). Cairan yang diberikan, akan dapat mengatasi kekurangan
cairan elektrolit, yang terbuang bersama diare.
Untuk mendapatkan oralit, sesungguhnya
tidak sulit. Oralit dapat diperoleh di apotek, toko obat atau warung
tertentu, kader Posyandu, Puskesmas dan rumah sakit. Di pasaran, ada
oralit dengan citarasa menarik, sehingga penderita lebih suka
meminumnya. Selain itu, ada juga larutan elektrolit yang sudah siap
minum.
Membuat sendiri larutan elektrolit, juga
tidak sulit. Siapkan 1 gelas air matang kira-kira 200 cc. Lalu
tambahkan 1 sendok teh gula dan ¼ sendok teh garam dapur. Cairan
elektorolit ini memang tidak sama persis dengan oralit. Namun demikian
bermanfaat untuk mengatasi kehilangan elektrolit penting, yaitu ion
natrium, klorida dan glukosa.
Bila cairan pengganti oralit pun tidak
ada, penderita dapat diberikan air putih atau air teh, asalkan
bersama-sama makanan. Makanan pendamping ASI yang lunak seperti bubur,
nasi tim, tetap dapat diberikan seperti biasa. Usahakan makanan
pendamping ASI ini jangan diencerkan.
Untuk makanan yang sebaiknya diberikan kepada penderita diare,
ialah makanan lunak, mudah dicerna dan tidak merangsang,. Makanan
diberikan sedikit demi sedikit, namun berulang-ulang, Sesudah diare
berhenti, pemberian makanan dilajutkan dan harus ditambah dengan makanan
ekstra untuk mempercepat pengembalian kondisi yang melemah.
0 komentar:
Posting Komentar